Minggu, 26 Juni 2016

Ihsan dan tanda kiamat

Ini adalah lanjutan dari pembahasan hadits kedua. Setelah laki-laki itu bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Islam dan Iman, dia melanjutkan dengan bertanya "Jelaskan padaku apa itu ihsan." Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau."

Dalam al Qur'an ayat tentang ini sangat banyak di antaranya sebagaimana yang ditulis Imam Nawawi juga di dalam kitab Riyadhush Shalihin:

Allah Ta'ala berfirman: "Dialah yang melihatmu ketika engkau berdiri dan juga gerak tubuhmu diantara orang-orang yang bersujud." (asy-Syu'ara': 218-219)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan Dia adalah besertamu di mana saja engkau semua berada." (al-Hadid: 4)

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu yang tersembunyi baik di bumi ataupun di langit."(Ali-Imran: 5)

Lagi firmannya Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi." (al-Fajar: 14)

Juga firmannya Allah Ta'ala: "Dia Maha Mengetahui akan kekhianatan mata -maksudnya pandangan mata kepada sesuatu yang dilarang atau kerlingan mata sebagai ejekan dan lain-lain perbuatan yang tidak baik- dan apa saja yang tersembunyi dalam hati." (al-Mu'min: 19)

Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?” Aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhabarkan dua tanda-tanda kiamat di antara tanda-tanda lainnya. Dua tanda itu yang pertama adalah "Jika seorang hamba melahirkan tuannya". Dalam bahasan ini para 'ulama menjelaskan bahwa tanda kiamat adalah maraknya anak yang durhaka kepada orang tuanya ('uququl walidain). Ada jga yang menjelaskan maknanya banyaknya budak yang dimiliki muslim karena hasil peperangan, yang budak itu melahirkan generasi muslim yang menjadi tuan mereka. Sehingga syaikh Utsaimin menjelaskan dalam syarah kitab ini bahwa nanti sampai kiamat perbudakan sesuai syariat Islam masih berlaku dan akan terjadi bayak peperangan antara negara Islam dan kafir yang dimenangkan kaum muslimin.

Tanda kedua kiamat dalam hadits ini adalah "dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya". Yang menunjukkan banyaknya orang miskin jadi kaya. Kita lihat Dubai dahulu negara miskin, sekarang menjadi negara kaya raya. Para penggembala kambing itu banyak yang jadi raja minyak dan orang kaya. Syaikh Utsaimin rahimahullah juga menafsirkannya dengan banyaknya orang bodoh jadi pemimpin yang hanya mengutamakan duniawiyah. wallahu a'lam.

Hdadits ini ditutup dengan perkataan Umar radhiyallahu 'anhu bahwa setelah kejadian itu berlalu sekitar tiga hari atau selang waktu lama, beliau bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau menanyakan kepada Umar siapa orang yang bertanya waktu itu. Dengan kejujuran Umar menyatakan “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

selesai pembahasan hadits kedua

Disampaikan di masjid al Basith Puri, 27 Juni 2016, ba'da shubuh.


Iman

Setelah lelaki itu bertanya tentang Islam lalu dijawab Nabi shallallah 'alaihi wa sallam, dia melajutkan bertanya tentang iman. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawabnya bahwa iman itu:

"Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."

Iman kepada Allah itu meliputi beriman kepada wujud Allah. Dengan beriman dengan wujud Allah meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna yang memiliki wujud yang tidak ada serupa dengan-Nya. Lalu beriman kepada rububiyah Allah, yang mana Allah-lah Dzat yang menciptakan dunia dan seisinya, Allah-lah yang menciptakan manusia dan makhluk lainnya, Allah-lah yang memberikan rizqi pada semua makhluk-Nya. Dua keimanan di atas tetapi belum memasukkan seseorang dalam kaum beriman. Dua keimanan itu adalah keimanan fitrah manusia. Sehingga jika manusia kehilangan kedua iman itu maa dia kehilangan fitrah manusiawinya. Berikut ini lanjutan konsekuensi beriman kepada Allah yang membuat manusia menjadi golongan beriman, yaitu beriman kepada uluhiyah Allah, bahwa Allah-lah Dzat yang haq disembah tidak ada selain-Nya. Dengan beriman ini manusia baru disebut beriman. menjadi ahli Tauhid yang merupakan pemeluk Islam yang sejati. Lalu dilanjutkan, beriman kepada asma wa shifat Allah, yaitu beriman bahwa Allah memiliki nama-nama baik dan sifat-sifat agung dan sempurna yang tidak ada menyerupai-Nya. Dengan mengumpulkan empat konsekuensi ini maka seseorang itu telah sempurna imannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Iman kepada malaikat, yaitu beriman dengan keberadaan malaikat. Beriman secara rinci nama-nama malaikat yang disebutkan dan yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Juga beriman pada sifat-sifat malaikat yang diketahui atau yang tidak. Serta beriman pada tugas-tugas malaikat.

Iman kepada kitab Allah, bahwa seluruh kitab agama Islam berasal dari Allah semata. Mengimani kitab Allah yang disebutkan dan yang tidak disebutkan. Membenarkan berita dalam kitab-kitab Allah selama belum dihapus atau dirubah manusia,

Iman kepada Rasul Allah, bahwa seluruh risalah Rasul dari Allah. Jumlah Nabi 124.000 dan jumlah Rasul 315 (HR Ahmad) atau 312 (HR Tirmidzi). Membenarkan berita shahih dari mereka. Beramal dengan syariat rsul yang datang kepada kita yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Iman kepada hari akhir, yaitu beriman kepada semua kejadian mulai dari alam qubur, hari kebangkitan, hari kiamat, hari dikumpulkan, surga dan neraka dan semua kejadian yang akan terjadi kelak.

Iman kepada taqdir, mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Segala yang terjadi telah ditulis Allah di Lauh Mahfudz. Semua terjadi atas kehendak Allah. Hakekatnya semua taqdir baik, akan tetapi respon manusia yang membuat taqdir itu jadi baik dan buruk.

Disampaikan di masjid al Basith Puri, ahad 19 Juni 2016, ba'da shubuh.

Sabtu, 11 Juni 2016

Hadits Arba'in No. 2 Islam Iman dan Ihsan

HADITS KEDUA
Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .

[رواه مسلم]



Arti hadits / ترجمة الحديث :

Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Riwayat Muslim)

Penjelasan Ringkas:
 "Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari" menunjukkan betapa tawadlu'nya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang terbiasa duduk-duduk denganpara shahabat. "... seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya" dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullahu ta'ala bahwa lelaki itu usianya masih muda, bajunya sangat putih menunjukkan bukan dalam kondisi safar, tetapi di Madinah tidak ada seorang pun yang mengenalnya. (Kitab Syarah Arba'in Nawawi)

Lalu laki-laki itu mendekat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menyebut "Yaa Muhammad.." menunjukkan akrabnya laki-laki itu dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia menanyakan tentang Islam. Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19).

Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab Islam itu:
1. Bersaksi tidak ada yang patut disembah kecuali Allah semata, dan Muhammad adalah Rasulullah (utusan Allah). Persaksian ini tidak dapat dipisah. Persaksian ini menyatakan tauhid dalam beribadah hanya kepada Allah semata dan sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
2. Mendirikan shalat. Shalat fardhu adalah membedakan antara seorang yang muslim dan kafir. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam artinya:
 
Sesungguhnya ( batas pemisah ) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” ( HR. Muslim, dalam kitab al iman ).

3. Membayar zakat. Zakat ini adalah termasuk 3 amalan dasar dalam Islam, jika seseorang tidak mau berzakat padahal dia mampu maka bisa diperangi. Allah Ta'ala mensyari'atkan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam untuk memerangi manusia yang tidak melaksanakan shalat dan mengeluarkan zakat.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ [رواه البخاري ومسلم ]

Dari Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Barangsiapa telah mengucapkannya, maka ia telah memelihara harta dan jiwanya dari aku kecuali karena alasan yang hak dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah ta'ala".
(HR. Bukhari dan Muslim).
 
Tatkala Rasulullah wafat dan Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah untuk menggantikannya, sebagian dari orang Arab menjadi kafir. Abu Bakar bertekad untuk memerangi mereka sekalipun di antara mereka ada yang tidak kafir tetapi menolak membayar zakat. Abu Bakar lalu mengemukakan alasan perbuatannya itu, tetapi 'Umar berkata kepadanya : "Bagaimana engkau akan memerangi manusia sedangkan mereka mengucapakan laa ilaaha illallaah dan Rasulullah bersabda : "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah ... dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta'ala". Abu Bakar lalu menjawab : "Sesungguhnya zakat itu adalah kewajiban yang bersifat kebendaan". Lalu katanya : "Demi Allah, kalau mereka merintangiku untuk mengambil seutas tali unta yang mereka dahulu serahkan sebagai zakat kepada Rasulullah, niscaya aku perangi mereka karena penolakannya itu". Maka kemudian Umar mengikuti jejak Abu Bakar untuk memerangi kaum tersebut. 

4. Puasa Ramadhan. Dalam bulan Ramadhan terkumpul banyak amalan seperti puasa, shalat, zakat, sedekah , membaca al Qur'an dan amal lainnya yang dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

5. Haji ke baitullah jika mampu.

Dari kelima rukun Islam di atas urutan yang tidak berubah adalah 1, 2, dan 3, sedangkan yang 4 dan 5 bisa ditukar. Sebagaimana hadits ketiga yang insyaAllah akan kita bahas berikutnya. Itu karena urutan 1-3 wajib dikerjakan, untuk zakat bagi yang mampu wajib. Sedangkan untuk puasa dan haji banyak rukhshah di dalamnya. Puasa jika tidak mampu bisa diqadla di lain hari atau membayar fidyah, insyaAllah akan dibahas rinci di bahasan berikutnya. Sedangkan haji tidak hanya harta sebagai syaratnya, walaupun memiliki harta untuk berhaji tetapi secara fisik tidak mampu maka tidak dibebankan kewajiban untuk menjalankannya.

InsyaAllah untuk iman dan ihsan akan dibahas pada ahad depan.

(Disampaikan di Masjid Al Basith Puri Mojokerto, 12 Juni 2016 ba'da shubuh)

Hadits Arba'in No 1 Keutamaan Niat

HADITS PERTAMA
Ikhlas

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khaththab radiallahu 'anhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .



Penjelasan singkat:
Beliau adalah Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs al-’Adawi. Julukan beliau adalah al-Faruq. Ada yang menyebutkan bahwa gelar itu berasal dari Ahli Kitab.
Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.

Niat ini letaknya di awal atau sebelum beramal.  Niat membedakan antara amalan biasa dengan amalan ibadah. Niat juga membedakan amalan wajib atau sunnah. Niat menentukan akhir dari amalan seseorang. Amalannya diterima oleh Allah atau tidak tergantung niatnya.

Niat ikhlash dalam beribadah maksudnya adalah amalan itu dikerjakan karena Allah dan hanya untuk Allah semata. Akan tetapi niat ikhlash juga dibarengi dengan ittiba' yaitu mencontoh amalan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun penjelasan ittiba' ini insyaAllah akan dijelaskan di hadits-hadits berikutnya.

"Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya." dalam kalimat ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengulang Allah dan Rasul-Nya menunjukkan mulianya niat yang ikhlash karena Allah yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasul-Nya. Sedangkan ketika menyebutkan amalan yang niatnya karena dunia atau wanita yang dinikahi beliau tidak mengulangnya menunjukkan hinanya amalan dengan niat seperti itu.

Sehubungan dengan besok (6 Juni 2016) insyaAllah kita mulai puasa Ramadhan, marilah kita murnikan niat puasa hanya untuk Allah subhanahu wa ta'ala, bukan untuk diet atau supaya sehat. Niat puasa karena Allah, perkara sakit atau sehat itu urusan Allah subhanahu wa ta'ala.

(Disampaikan di Masjid al Basith Puri Mojokerto, 5 Juni 2016)