Sabtu, 11 Juni 2016

Hadits Arba'in No 1 Keutamaan Niat

HADITS PERTAMA
Ikhlas

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khaththab radiallahu 'anhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .



Penjelasan singkat:
Beliau adalah Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs al-’Adawi. Julukan beliau adalah al-Faruq. Ada yang menyebutkan bahwa gelar itu berasal dari Ahli Kitab.
Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.

Niat ini letaknya di awal atau sebelum beramal.  Niat membedakan antara amalan biasa dengan amalan ibadah. Niat juga membedakan amalan wajib atau sunnah. Niat menentukan akhir dari amalan seseorang. Amalannya diterima oleh Allah atau tidak tergantung niatnya.

Niat ikhlash dalam beribadah maksudnya adalah amalan itu dikerjakan karena Allah dan hanya untuk Allah semata. Akan tetapi niat ikhlash juga dibarengi dengan ittiba' yaitu mencontoh amalan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun penjelasan ittiba' ini insyaAllah akan dijelaskan di hadits-hadits berikutnya.

"Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya." dalam kalimat ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengulang Allah dan Rasul-Nya menunjukkan mulianya niat yang ikhlash karena Allah yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasul-Nya. Sedangkan ketika menyebutkan amalan yang niatnya karena dunia atau wanita yang dinikahi beliau tidak mengulangnya menunjukkan hinanya amalan dengan niat seperti itu.

Sehubungan dengan besok (6 Juni 2016) insyaAllah kita mulai puasa Ramadhan, marilah kita murnikan niat puasa hanya untuk Allah subhanahu wa ta'ala, bukan untuk diet atau supaya sehat. Niat puasa karena Allah, perkara sakit atau sehat itu urusan Allah subhanahu wa ta'ala.

(Disampaikan di Masjid al Basith Puri Mojokerto, 5 Juni 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar